Assalamu’alaikum wr.wb
Salam Sejahtera
Selamat
Berpuasa bagi saudara kita yang melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan 1434 H,
semoga menjadi bulan yang penuh berkah dan bulan pengampunan dosa bagi kita
semua …….aamiin.
Bismillahirahmanirahiim
Kali
ini kita akan membahas mengenai Tuhan dan atau Allah ? Ada yang membedakan dan
ada yang menyamakan pengertian antara Tuhan dan Allah. Banyak ayat dalam Al
Quran maupun Al Kitab yang mengandung kata Tuhan dan Allah. Bahkan kata
keduanya sering digabung menjadi Tuhan Allah atau Allah Tuhanku, Ya Tuhan
Allahku dsb. Menurut pendapat saya ada dua hal berkaitan dengan Tuhan dan atau
Allah, merujuk pada ayat Al Quran adalah:
1. Surat Al Baqarah ayat 131:
131. ketika Tuhannya berfirman
kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk
patuh kepada Tuhan semesta alam".
Dari ayat ini Nabi Ibrahim As, memberitahu kepada kita
bahwa yang dimaksud Tuhan adalah Tuhan Semesta Alam. Menjadi pertanyaan,
memangnya apakah ada tuhan yang tidak semesta alam ? Menurut pendapat saya, ya
ada….bahkan banyak……itulah yang disebut tuhan-tuhan yang lain atau sesembahan
lain selain Tuhan Semesta Alam, yakni berhala. Jadi Siapakah Tuhan Semesta Alam
itu ? Dalam Surat Asy Syu’araa’ disebutkan:
23. Fir'aun bertanya: "Siapa
Tuhan semesta alam itu?"
24. Musa menjawab: "Tuhan
Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu),
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".
25. berkata Fir'aun kepada
orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?"
26. Musa berkata (pula):
"Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".
27. Fir'aun berkata:
"Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang
gila".
28. Musa berkata: "Tuhan
yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah
Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".
29. Fir'aun berkata:
"Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan".
30. Musa berkata: "Dan
Apakah (kamu akan melakukan itu) Kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu
(keterangan) yang nyata ?"
31. Fir'aun berkata:
"Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah
Termasuk orang-orang yang benar".
32. Maka Musa melemparkan
tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata.
Jadi yang dimaksud Tuhan Semesta Alam sesuai yang diajarkan
Nabi Musa As adalah:
a. Tuhan Pencipta langit dan bumi dan
apa-apa yang di antara keduanya.
b. Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek
moyang kamu yang dahulu.
c. Tuhan yang menguasai timur dan
barat dan apa yang ada di antara keduanya.
Dan Tuhan Semesta Alam dapat “dimengerti” manusia
melalui:
a. Percaya
terhadap kabar tentang-Nya.
b. Tata
cara atau kebiasaan dalam beribadah (Syariat).
c. Logika
atau akal.
2.
Surat Al Maaidah ayat 117:
117. aku tidak pernah mengatakan
kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya
Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah
aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka
setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau
adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.
Dari ayat ini, Nabi Isa As memberitahukan kepada kita
bahwa Allah adalah Tuhan Isa Putera
Maryam dan Tuhan mereka. Siapa
yang dimaksud mereka ? Ada dalam
ayat sebelumnya, yaitu Surat Al Maaidah ayat 116:
116. dan (ingatlah) ketika Allah
berfirman: "Hai Isa putera Maryam,
Adakah kamu mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa
menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang
bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau
mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada
diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang
ghaib-ghaib".
Menurut ayat di atas yang dimaksud mereka adalah manusia. Jadi Allah adalah
Tuhan Isa putera Maryam dan Tuhan
Manusia. Menjadi pertanyaan yang menarik, Mengapa Nabi Isa putera Maryam
tidak mengatakan “Sembahlah Allah, Tuhan Kita” ? Bolehkah kita menyebutnya Allah
adalah Tuhan kita ? Sebelumnya perlu juga kita mengetahui beberapa pengetahuan
tentang Allah menurut ayat dalam Al Quran.
a. Surat Al A’raaf ayat 54:
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta
alam.
[548] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah
yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
Yang dimaksud kamu dalam Tuhan kamu adalah manusia,
yaitu …..Sesungguhnya Tuhan manusia ialah Allah……
b. Surat Al Qashash ayat 30:
30. Maka tatkala Musa sampai ke
(tempat) api itu, diserulah Dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah
kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, Yaitu: "Ya Musa, Sesungguhnya Aku adalah Allah,
Tuhan semesta alam[1120].
[1120] Di tempat dan di saat Itulah Musa a.s. mulai
diangkat menjadi rasul.
Pada saat dan di tempat tsb Allah telah berkata-kata
secara langsung walaupun Musa tidak dapat melihat-Nya. Ayat yang menyatakan hal
tsb adalah Surat Al A’raaf ayat 143;
143. dan tatkala Musa datang
untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah
(diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman:
"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu,
Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565],
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada
Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".
[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak
oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang
menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga
nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai
sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
Pada dasarnya ayat diatas adalah jawaban atas Surat Al
Baqarah ayat 118;
118. dan orang-orang yang tidak
mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan Kami
atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" demikian pula
orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti Ucapan mereka itu;
hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
Kami kepada kaum yang yakin.
Dan nikmat yang diterima oleh Nabi Musa yaitu
berbicara langsung dengan Allah dikabarkan dalam Surat Al Baqarah ayat 253;
253. Rasul-rasul itu Kami
lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada
yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya[158] beberapa derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam
beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus[159]. dan kalau
Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang)
sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam
keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang
beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah
menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa
yang dikehendaki-Nya.
[158] Yakni Nabi Muhammad s.a.w.
[159] Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian
yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril
kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin,
bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.
Sedangkan ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang Nabi
Musa ketika berbicara langsung dengan Allah ada di Surat Taha ayat 11-16:
11. Maka ketika ia datang ke
tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku Inilah Tuhanmu,
Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada di lembah yang
Suci, Thuwa.
13. dan Aku telah memilih kamu,
Maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
14. Sesungguhnya Aku ini adalah
Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku.
15. Sesungguhnya hari kiamat itu
akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas
dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah
kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya (yaitu
hari kiamat) dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu
jadi binasa".
Allah pernah berkata-kata kepada Nabi Musa As secara
langsung, dan mewahyukan:
a. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan Musa, Maka diperintahkan
kepada Musa untuk menanggalkan kedua terompahnya; Sesungguhnya Musa berada di lembah
yang Suci, Thuwa.
b. Allah telah memilih Musa untuk
menjadi Rasul yang akan menerima wahyu.
c. Sesungguhnya Dia ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Dia, Maka sembahlah
Dia dan dirikanlah shalat untuk mengingat Dia.
d. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang dan Allah
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan.
e. Maka sekali-kali janganlah Musa dipalingkan
daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya (yaitu hari kiamat) dan
oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan Musa jadi binasa.
Bagaimana kedudukan nikmat Nabi Musa ketika berbicara
langsung kepada Allah dihadapkan dengan Surat Asy-Syura ayat 51 ?
51. dan tidak mungkin bagi
seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau dibelakang
tabir[1347] atau dengan mengutus seorang utusan (Malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Tinggi lagi Maha Bijaksana.
[1347] Di belakang tabir artinya
ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat
melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
Jadi Firman Allah yaitu Kata-kata
Allah hanya dapat diketahui oleh manusia melalui:
1. Wahyu.
2. Dibelakang Tabir.
3. Utusan yaitu Rasul baik dari kalangan Malaikat
maupun manusia sesuai dengan Surat Al Hajj ayat 75;
75. Allah memilih
utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
Sebagai penutup ayat tentang Allah adalah Surat An-Nur
ayat 35;
35. Allah (Pemberi) cahaya
(kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah
lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di
dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun
yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[1039] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus
(misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai
kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.
[1040] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak
bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu
matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak
yang baik.
Kesimpulan:
1. Tuhan itu bisa banyak atau yang biasa disebut
tuhan-tuhan lain, sedangkan Tuhan Semesta Alam hanya ada Satu yakni Allah.
2. Apabila tuhan yang dimaksud Bukan Tuhan Semesta
Alam, pastilah tuhan tersebut bukan Allah namun
Berhala.
3. Allah hanya ada Satu dan Pasti Tuhan Semesta Alam,
sehingga tidak lazim disebut Allah Semesta Alam.
4. Apabila terdapat istilah allahku dan allahmu atau
allah-allah, sebenarnya yang dimaksud adalah Rasul Allah yaitu Utusan Allah,
karena Allah adalah Cahaya.
5. Jadi apabila menyebut tuhan belum tentu Allah
kecuali Tuhan Semesta Alam, sebaliknya apabila menyebut allah Pastilah Dia
adalah Allah, setidaknya adalah Rasul Allah.
6. Sehingga yang dimaksud “Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”,
Tuhan yang dimaksud adalah Tuhan Semesta Alam, maka kalimat tersebut menjadi
“Allah, Tuhan Semesta Alam”.
Wa’allahu a’lam bishowab.
Wassalam.