Halaman

Jumat, 12 Juli 2013

Tuhan dan atau Allah ?



Assalamu’alaikum wr.wb
Salam Sejahtera

                Selamat Berpuasa bagi saudara kita yang melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan 1434 H, semoga menjadi bulan yang penuh berkah dan bulan pengampunan dosa bagi kita semua …….aamiin.
                Bismillahirahmanirahiim
                Kali ini kita akan membahas mengenai Tuhan dan atau Allah ? Ada yang membedakan dan ada yang menyamakan pengertian antara Tuhan dan Allah. Banyak ayat dalam Al Quran maupun Al Kitab yang mengandung kata Tuhan dan Allah. Bahkan kata keduanya sering digabung menjadi Tuhan Allah atau Allah Tuhanku, Ya Tuhan Allahku dsb. Menurut pendapat saya ada dua hal berkaitan dengan Tuhan dan atau Allah, merujuk pada ayat Al Quran adalah:

1. Surat Al Baqarah ayat 131:
   
131. ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

Dari ayat ini Nabi Ibrahim As, memberitahu kepada kita bahwa yang dimaksud Tuhan adalah Tuhan Semesta Alam. Menjadi pertanyaan, memangnya apakah ada tuhan yang tidak semesta alam ? Menurut pendapat saya, ya ada….bahkan banyak……itulah yang disebut tuhan-tuhan yang lain atau sesembahan lain selain Tuhan Semesta Alam, yakni berhala. Jadi Siapakah Tuhan Semesta Alam itu ? Dalam Surat Asy Syu’araa’ disebutkan:  
23. Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?"  
24. Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".  
25. berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?"  
26. Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".  
27. Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila".  
28. Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".  
29. Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan".  
30. Musa berkata: "Dan Apakah (kamu akan melakukan itu) Kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata ?"  
31. Fir'aun berkata: "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah Termasuk orang-orang yang benar".  
32. Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata.

Jadi yang dimaksud Tuhan Semesta Alam sesuai yang diajarkan Nabi Musa As adalah:
a. Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.
b. Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu.
c. Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya.
Dan Tuhan Semesta Alam dapat “dimengerti” manusia melalui:
        a. Percaya terhadap kabar tentang-Nya.
        b. Tata cara atau kebiasaan dalam beribadah (Syariat).
        c. Logika atau akal.

2. Surat Al Maaidah ayat 117:
   
117. aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.

Dari ayat ini, Nabi Isa As memberitahukan kepada kita bahwa Allah adalah Tuhan Isa Putera Maryam dan Tuhan mereka. Siapa yang dimaksud mereka ? Ada dalam ayat sebelumnya, yaitu Surat Al Maaidah ayat 116:
   
116. dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

Menurut ayat di atas yang dimaksud mereka adalah manusia. Jadi Allah adalah Tuhan Isa putera Maryam dan Tuhan Manusia. Menjadi pertanyaan yang menarik, Mengapa Nabi Isa putera Maryam tidak mengatakan “Sembahlah Allah, Tuhan Kita” ? Bolehkah kita menyebutnya Allah adalah Tuhan kita ? Sebelumnya perlu juga kita mengetahui beberapa pengetahuan tentang Allah menurut ayat dalam Al Quran.

a. Surat Al A’raaf ayat 54:
   
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.

[548] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.

Yang dimaksud kamu dalam Tuhan kamu adalah manusia, yaitu …..Sesungguhnya Tuhan manusia ialah Allah……


b. Surat Al Qashash ayat 30:
   
30. Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah Dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, Yaitu: "Ya Musa, Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam[1120].

[1120] Di tempat dan di saat Itulah Musa a.s. mulai diangkat menjadi rasul.

Pada saat dan di tempat tsb Allah telah berkata-kata secara langsung walaupun Musa tidak dapat melihat-Nya. Ayat yang menyatakan hal tsb adalah Surat Al A’raaf ayat 143;  

143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.


Pada dasarnya ayat diatas adalah jawaban atas Surat Al Baqarah ayat 118; 
  
118. dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan Kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti Ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.

Dan nikmat yang diterima oleh Nabi Musa yaitu berbicara langsung dengan Allah dikabarkan dalam Surat Al Baqarah ayat 253;  

253. Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya[158] beberapa derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus[159]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

[158] Yakni Nabi Muhammad s.a.w.
[159] Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.


Sedangkan ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang Nabi Musa ketika berbicara langsung dengan Allah ada di Surat Taha ayat 11-16:  

11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.  
12. Sesungguhnya Aku Inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada di lembah yang Suci, Thuwa.  
13. dan Aku telah memilih kamu, Maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).  
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.  
15. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.  
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya (yaitu hari kiamat) dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".

Allah pernah berkata-kata kepada Nabi Musa As secara langsung, dan mewahyukan:
a. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan Musa, Maka diperintahkan kepada Musa untuk menanggalkan kedua terompahnya; Sesungguhnya Musa berada di lembah yang Suci, Thuwa.
b. Allah telah memilih Musa untuk menjadi Rasul yang akan menerima wahyu.
c. Sesungguhnya Dia ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Dia, Maka sembahlah  
Dia dan dirikanlah shalat untuk mengingat Dia.
d. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang dan Allah merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
e. Maka sekali-kali janganlah Musa dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya (yaitu hari kiamat) dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan Musa jadi binasa.

Bagaimana kedudukan nikmat Nabi Musa ketika berbicara langsung kepada Allah dihadapkan dengan Surat Asy-Syura ayat 51 ?  

51. dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu  atau dibelakang tabir[1347] atau dengan mengutus seorang utusan (Malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

[1347] Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.

Jadi Firman Allah yaitu Kata-kata Allah hanya dapat diketahui oleh manusia melalui:
1. Wahyu.
2. Dibelakang Tabir.
3. Utusan yaitu Rasul baik dari kalangan Malaikat maupun manusia sesuai dengan Surat Al Hajj ayat 75;  

75. Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.

Sebagai penutup ayat tentang Allah adalah Surat An-Nur ayat 35;  

35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[1039] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.
[1040] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.


Kesimpulan:

1. Tuhan itu bisa banyak atau yang biasa disebut tuhan-tuhan lain, sedangkan Tuhan Semesta Alam hanya ada Satu yakni Allah.
2. Apabila tuhan yang dimaksud Bukan Tuhan Semesta Alam, pastilah tuhan tersebut bukan Allah namun  Berhala.
3. Allah hanya ada Satu dan Pasti Tuhan Semesta Alam, sehingga tidak lazim disebut Allah Semesta Alam.
4. Apabila terdapat istilah allahku dan allahmu atau allah-allah, sebenarnya yang dimaksud adalah Rasul Allah yaitu Utusan Allah, karena Allah adalah Cahaya.
5. Jadi apabila menyebut tuhan belum tentu Allah kecuali Tuhan Semesta Alam, sebaliknya apabila menyebut allah Pastilah Dia adalah Allah, setidaknya adalah Rasul Allah.
6. Sehingga yang dimaksud “Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, Tuhan yang dimaksud adalah Tuhan Semesta Alam, maka kalimat tersebut menjadi “Allah, Tuhan Semesta Alam”.

Wa’allahu a’lam bishowab.
Wassalam.