Halaman

Minggu, 12 Agustus 2012

SIAPA SEBENARNYA ISA AL MASIH

Assalamu'alaikum wr.wb
bismillahirrahmanirrahiim

Isa Al Masih adalah  Manusia biasa yang memakan makanan, Al-Maidah (5:75):


مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).


Isa Al Masih adalah  Rasulullah/Utusan Allah, An-Nisa (4:171):

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Isa Al Masih adalah seorang Nabi, Maryam (19:30):


قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,

Isa Al Masih adalah  Manusia biasa yang sudah wafat dan diangkat ke sisi Allah, Ali-Imran (3:55):


إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".


An-Nisa (4:158-159):


بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

Al-Maidah (5:117):


مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.





Isa Al Masih adalah sesuatu Misal, Ali-Imran (3:59):

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

Isa Al Masih adalah Kabar Gembira yaitu Misal Allah, Az-Zukruf (43:17-18):


وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih (marah).




أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.

Isa Al Masih adalah Penjelas yang menjadi perbantahan, Maryam (19:34):


ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

Az-Zukruf (43:57-58):


وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamnaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.


وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ ۚ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ
Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.





Az-Zukruf (43:61-63):


وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.


وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.


وَلَمَّا جَاءَ عِيسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku".

Isa Al Masih memberi  Petunjuk Jalan yang Lurus yaitu Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Az-Zukruf (43:64):


إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.

Ali-Imran (3:51):


إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".

Maryam (19:36):


وَإِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.

Al-Maidah (5:72):


لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.


Isa Al Masih  Memberi Kabar Gembira yaitu datangnya Rasul Ahmad, As-Saff (61:6):


وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".


Jadi Isa Al Masih Putera Maryam adalah seorang manusia biasa yang menjadi Nabi dan Rasul Allah, yang membawa kabar gembira bagi Bani Israil untuk memberikan penjelasan mengenai jalan yang lurus yaitu dijadikan misal bagi Allah dan mengatakan "sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu", namun selalu menjadi bantahan maupun perselisihan sampai dengan wafat, diangkat di sisi Allah dan mengabarkan datangnya Rasul Ahmad.











Kamis, 02 Agustus 2012

SIAPA SEBENARNYA NABI DAN SIAPA SEBENARNYA RASUL


Bismillahirahmanirrahiim,
Posting ini sebagian kami copas dari : http://ruqyah-online.forumotion.com/t18-beda-nabi-dan-rasul


Dalam Al Quran ada beberapa jabatan yang mulia diberikan Tuhan, Allah SWT kepada makhluk-Nya, seperti antara lain khalifah, rasul, imam dan nabi. Dari beberapa jabatan atau istilah kedudukan ini, umumnya yang banyak disebut adalah nabi dan rasul. Oleh karena itu, wajarlah jika kita bertanya, apa beda rasul dan nabi ini?. Dalam Kamus Istilah Fiqih karangan M. Abdul Mujieb dkk., pengertian menurut istilah, nabi ialah orang yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain. Rasul ialah orang yang menerima wahyu Allah SWT dan berkewajiban menyampaikannya kepada umatnya/umat manusia (hal. 238). Jika pengertian ini kita pakai, maka bagi seorang 'nabi' karena tidaklah dibebani dengan suatu kewajiban untuk menyampaikan wahyu, menimbulkan kesan 'seolah-olah' hanya beliau saja yang akan masuk sorga, sementara umatnya tidak perlu. Lalu, apa beda nabi dengan rasul yang kiranya tepat dengan pengertian dan makna di dalam Al Quran itu sendiri.

Kalau kita lihat dari fungsi kenabian dan kerasulan, saya kira tidak ada bedanya karena missi yang diembannya adalah sama, 'menyampaikan' wahyu dari Allah SWT kepada umat manusia. Untuk ini, kita lihat dari konteks para penyandang jabatan itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Rasul nampaknya tidak hanya dianugerahkan kepada 'manusia pilihan'-Nya, tetapi juga bisa kepada makhluk-Nya selain manusia, yang utama malaikat dan ada juga jin, bahkan bisa juga makhluk-Nya yang lain seperti hewan. Rasul yang disandang oleh malaikat seperti termuat dalam QS. 22:75; 11:81 dan QS. 6:130). Sementara nabi, tidak ada yang diberikan kepada malaikat dan jin, hanya kepada 'manusia' saja, terbukti dalam QS. 33:40 dengan tegas kenabian yang berasal dari manusia ini sudah tertutup dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Jabatan kerasulan dari malaikat tidak tertutup, kan malaikat tetap melaksanakan missi-Nya sampai akhir zaman seperti diutus untuk mencabut nyawa 'anak manusia', memberi rezeki dll. Ya kalau ada 'manusia' ingin mengaku menjadi 'rasul', maka dia harus menjadi malaikat atau jin terlebih dahulu. Jadinya, tidak juga tepat jika kita katakan bahwa Muhammad SAW adalah rasul dan nabi terakhir, karena istilah rasul terakhir itu tidak ada, hal ini sesuai dengan QS. 33:40 ini.

Selama ini, kita mengenal ada 25 (dua puluh lima) orang nabi dan rasul. Tetapi dalam Al Quran, sinyal manusia pilihan yang diangkat sebagai nabi dan rasul, ada yang disebut tegas sebagai nabi dan rasul, ada nabi saja, ada rasul saja, ada sinyal yang hanya yang mendapat wahyu, hamba yang saleh, hamba yang mempunyai kedudukan yang tinggi dll. Ada juga hamba manusia pilihan yang tidak disebut sebagai 'nabi dan rasul' tetapi jabatan lain, seperti khalifah. Contoh, Adam As. tapi tidak disebut sebagai 'nabi' atau 'rasul', hanya dinyatakan sebagai khalifah. Lalu timbul pertanyaan, apakah 'memang' sudah diperlukan fungsi kenabian atau kerasulan waktu Adam As. hidup?. Jabatan khalifah ini, tidak saja dinobatkan kepada Adam As. tetapi juga kepada Nabi Daud As. (QS. 38:26), di samping berfungsi sebagai nabi (QS. 2:247). Jabatan khalifah Adam As. murni sebagai 'kepala rumah tangga', tapi Nabi Daud As. sebagai pimpinan suatu negara dan pemerintahan, mungkin istilah ini yang mau kita contoh, ada 'satu-satu'-nya seorang khalifah.

Contoh lain, dalam Al Quran tentang Zulkifli As, Ilyasa' As dan Zakaria As, tidak ada penegasan sebagai nabi atau rasul atau mendapat wahyu, tapi hanya dinyatakan Allah SWT sebagai orang yang sabar, paling baik, mendapat derajat yang tinggi, saleh dan mendapat rahmat, nikmat. Tetapi, anak Zakaria As., Nabi Yahya belum lahir saja sudah dengan tegas dinyatakan sebagai seorang 'nabi' (QS. 3:39). Sedangkan, Imran As. juga tidak disebut berfungsi sebagai nabi, rasul dll. tapi diabadikan dalam Al Quran, dan mempunyai anak perempuan bernama Maryam. Bunda Maryam bahkan 'tanpa' suami dapat melahirkan seorang anak yang mulia di sisi Allah SWT itulah yang disebut Isa ibnu Maryam, diangkat sebagai nabi dan rasul (QS. 4:171; 19:30 dan 61:6). Begitu pula Nabi Ibrahim As. lebih mendapat penegasan sebagi 'imam' (QS. 16:120), selain penegasan sebagi nabi (QS. 19:41) tetapi berfungsi sebagai rasul tidak dinyatakan dengan tegas (QS. 29:18 atau 57:26). Anehnya, anak Nabi Ibrahim As., dalam Al Quran Nabi Ismail As. dengan tegas dinyatakan sebagai nabi dan rasul (QS. 19:54), sementara saudaranya Nabi Ishaq As. hanya sebagai nabi (QS. 37:112).

Kesimpulan menurut pendapat kami :
Nabi adalah seorang manusia, laki-laki yang "Dipilih" Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia dengan bukti-bukti yang nyata, sebagian diberikannya Kitab Suci, Hikmah dan Sunah (Syariat). Sedang Rasul atau Rasulullah adalah "Utusan Allah" yaitu Roh atau "Cahaya" baik sebagai Malaikat, Roh Manusia, Jin maupun Hewan untuk melaksanakan "Ketentuan Allah" yang diamanahkan kepadanya. Jadi "berkebalikan" dengan pengertian selama ini yaitu bahwasannya "Setiap Rasul tidak selamanya Seorang Nabi, karena Nabi adalah manusia laki-laki sedang Rasul bisa berupa selain manusia yaitu Malaikat, Jin dan Hewan, sedangkan seorang Nabi sudah tentu Rasulullah, karena Nabi yang manusia laki-laki sudah tentu ada Roh dan Jasadnya". Perbedaan yang spesifik adalah bahwa Nabi sudah tentu akan wafat atau meninggal dunia sedangkan Rasul akan selalu "Ada, Hidup dan Dipilih/Ditentukan sesuai dengan Kehendak Allah"  untuk melaksanakan "Ketentuan-Nya". W'allahu bi showab.